Sesak di pagi hari

Waktu itu, siapa yang lebih dulu pergi di antara kita?
Siapa yang akhirnya melepas pergi semuanya?
Berdiri sendiri sampai kembali semula
Melepas apa yang makin hari kian jelas

Dulu, siapa yang lebih siap di antara kita?
Terus menghitung hingga hari itu datang
Lalu tiba-tiba menghilang
Jalang, rasa-rasanya aku seperti tertipu

Hari ini, semua udara di sekitar sini terasa seperti hari itu
Entah esok atau lusa, semua itu pasti berulang kembali
Aku tidak suka hari ini

Sementara ini

Aku di sini

Menempatkan tanda di malam ini

Di antara ruang yang gelap sedari tadi

Bertanya, ini malam atau pagi?

Bertanya, kapan aku bisa melihatmu lagi?

Bertanya, apa kau tak mengerti?

Terus menyoal hal manis yang bukan janji

Bersandar pada yang lalu tanpa mau pergi

Sudah jauh sekali, aku bahkan tidak pernah kembali

Sekarang, aku hanya akan di sini

Sampai Habis

Sedikit aneh ketika aku mendengar kembali namamu disebut
Lebih aneh lagi saat aku melengkapi namamu sampai habis
Ada rasa penasaran mendengar cerita tentangmu yang belum kelar
Rasa-rasanya aku ingin tagih si pembawa cerita sampai lunas
sampai sekecil bros yang biasa ada di bajumu
sampai sebodoh aku merasa waktu kau balik ucapanku
sampai semua hal dikeluarkan dari isi bejana paling dalam
sampai mengetahui bahwa memang tidak pernah ada namaku di dalamnya

Sedikit aneh ketika aku mendengar kembali namamu disebut
Lebih aneh lagi saat aku tahu ada di mana kau berada
Kalau boleh aku protes kepada semuanya
kenapa dulu tidak berhenti saja sejenak?

Sejauh Tahun Cahaya

Satu panggilan hangat. 

Seperti ia benar sampai ke telingaku dengan senyum. 

Walau hari gelap, aku masih percaya senyum itu. 

Mungkin salahku juga tidak segera berteriak.

Serupa satu sistem bintang ganda yang sama kuat

kita tidak pernah jatuh ke dalam gravitasi manapun.

Terus berputar mengitari sebuah titik imajiner tanpa pernah ada ledakan.

Kau menarik, aku tertarik, tidak jatuh.

Kau bersinar, aku gemerlap, terangnya tak sampai ke mukaku yang gelap.